Yeah, this is it!
Pertama, mari dimulai dengan cerita mengenai bendera Itali dan warna natal. Cerita ini dimulai dari sekitar awal abad ketiga, yaitu pas masyarakat suku Pagan (sebuah suku di Roma, Itali) merayakan tanggal 25 Desember sebagai hari lahirnya Dewa Matahari Mithras (Saturnalia).
Tanggal ini ditetapkan Raja Aurelian tahun 274 M. Selama berabad-abad masyarakat Pagan telah merayakan hari tersebut, namun ketika tahun 274 M. Raja Aurelian mengubah hari perayaannya. Tidak lama setelah itu, Gereja di Roma menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari Lahirnya Yesus Kristus. Tradisi natal yang awalnya berasal dari Itali, negara dengan bendera bewarna hijau, merah, dan putih, menjadi acuan perayaan natal saat ini. Makanya, warna dominan yang sering kita lihat ngga jauh-jauh dari tiga warna tersebut.
Kedua, kisah mengenai Hari Adam dan Hawa yang dipentaskan melalui teater “Paradise Tree” di jerman. Kisah ini dimulai dari tahun 1300-an, saat Hari Adam dan Hawa dirayakan pada tanggal 24 Desember. Pada jaman itu banyak masyarakat yang belum bisa membaca dan menulis. Untuk itu, masyarkat diajarkan mengenai agama secara tidak langsung melalui teater.
“Paradise Play” adalah drama yang dimain pada hari Adam dan Hawa dengan setting Taman Eden. Teater ini dilakukan pada musim dingin sehingga tidak ada pohon apel segar di musim dingin. Oleh karena itu digunakanlah pohon cemara yang diikatkan dengan apel sebagai simbol pohon yang buahnya tidak boleh dimakan itu. Keberhasilan pohon cemara sebagai simbol sukses besar sehingga pohon ini mulai ‘menjamur’ di kalangan masyarakat. Tradisi di Jerman ini semakin menyebar dan pada abad ke-14, saat tradisi natal modern tercipta, pohon pinus menjadi dekorasi wajib merayakan natal dan warna hijau dari pohon serta merah dari apel menghiasi setiap rumah di dunia.
Trus, darimana warna putihnya? Pohon cemara yang digunakan sebenarnya dihiasi juga dengan warna putih dari kapas, hal ini digunakan sebagai simbol manusia yang diselamatkan oleh Tuhan Yesus yang lahir ke dunia untuk menebus dosa manusia. Nah, seluruh pohon inilah yang disebut “Paradise Tree”.
Selain dari kedua sejarah yang menunjukkan dominan hijau, merah, dan putih itu, warna emas dan silver juga diadopsi ke dalam perayaan natal saat ini. Kenapa? Sekali lagi, sebagai bentuk simbolisasi. Warna emas sebenarnya juga digunakan suku Pagan sebagai simbol matahari atau cahaya yang menerangi saat dingin dan gelap. Warna silver sering digunakan untuk menggantikan warna emas atau putih karena warna silver dapat menumbuhkan suasana musim dingin. HAPPY HOLIDAY AND MERRY CHRISTMAST!(ian)